Ciamis , Mediasakti.id ,-
Sepulang dari dinas luar kota di Jakarta, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya langsung bergerak menuju Kecamatan Kawali pada Jumat (3/10/2025). Kedatangannya untuk menjenguk para siswa yang diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah.
Kasus ini menimpa siswa dari dua sekolah, yakni SDN 1 Sindangsari dan MI PUI Pogorsari. Berdasarkan data, total populasi berisiko mencapai 398 siswa dengan 14 orang dilaporkan sakit.
Di SDN 1 Sindangsari, dari 98 siswa penerima MBG, sebanyak 12 siswa mengalami gejala sakit perut, pusing, dan mual. Dua siswa sudah pulih, sementara 10 lainnya masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas Kawali.
Sedangkan di MI PUI Pogorsari, dari 293 siswa penerima MBG, dua orang sempat mengalami gejala serupa. Mereka mendapat perawatan di Puskesmas Kawalimukti dan kini sudah kembali sehat.
Bupati Herdiat mengaku sangat prihatin atas peristiwa tersebut, terlebih karena korbannya adalah anak-anak sekolah dasar dan madrasah yang seharusnya mendapat manfaat dari program gizi.
> “Saya sangat prihatin dan kasihan terhadap anak-anak. Awalnya mereka sehat, tetapi setelah mengonsumsi menu MBG justru sakit. Ini tentu tidak boleh terulang lagi,” tegas Herdiat saat menjenguk korban.
Dalam kesempatan itu, Herdiat menekankan pentingnya penyedia makanan atau Satuan Pelaksana Penyedia Gizi (SPPG) untuk lebih disiplin mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) dari Badan Gizi Nasional (BGN). Ia juga meminta BGN memperketat pengawasan terhadap dapur penyedia MBG di Ciamis.
“Saya harap BGN bertindak tegas dan melakukan pengawasan lebih ketat terhadap SPPG maupun dapur pengolah. Jangan sampai anak-anak kita kembali menjadi korban. SPPG harus punya tanggung jawab, bukan hanya mencari keuntungan,” ujarnya.
Hingga kini, pihak medis bersama instansi terkait masih menelusuri penyebab dugaan keracunan. Pemerintah daerah juga memastikan kondisi para siswa yang dirawat terus dipantau hingga benar-benar pulih.
Program MBG sendiri merupakan salah satu langkah pemerintah dalam meningkatkan gizi anak sekolah. Namun, Bupati menegaskan kualitas, kebersihan, dan keamanan makanan harus menjadi prioritas utama agar program ini benar-benar memberi manfaat tanpa risiko kesehatan. ( Dods ).
